Tidak ada kegiatan cuci motor di pagi hari. Hujan sepanjang malam di ujung genteng membawa kesan motor terlihat bersih, cuma modal kanebo untuk ngelap bodi motor. Tapi hujan membawa korban. Klakson R1100GS teriak-teriak nyaring di pagi hari ketika motor hendak dihidupkan. Korslet karena air hujan menyusup sampai ke tombol klakson. Tidak semua motor dapat tempat parkir strategis yang terlindung dari air hujan. Walau begitu R50/2 dan R51/3 terbebas dari masalah koslet, pemiliknya sudah siap sedia memakai cover waterproof di batok lampu.Pukul 09.00 jaket dan helm sudah terpasang dan motor siap berangkat. Melalui jalan yang sama seperti kemarin sebenarnya, tapi lebih menantang karena banyak kubangan air yang semakin lebar dan dalam karena hujan semalaman. Tidak ada jalan lain kecuali nekat menerabas genangan air. Tapi masih aman, tidak ada motor mati mesin karena knalpot terendam air. Yang dikhawatirkan terutama motor klasik yang posisi mesin sangat rendah, pengapian rentan terendam air.
Pukul 11.30 istirahat makan siang sekaligus sholat jumat di Ciemas, Rumah Makan di tepi jalan dengan menu khas jawa barat, minuman khas bikers juga ada .. kopi maksudnya. Berhubung sudah masuh waktu sholat jum'at acara makan siang ditunda sampai nanti setelah selesai sholat, berhubung mesjid terdekat berada sekitar 3 km di depan. Mesjid Al Ikhlas Kb. Kacang. Untuk mencapai mesjid ini kami tidak naik motor, tapi numpang naik truk yang kebetulan juga akan sholat di mesjid yang sama. Semua berloncatan naik ke atas bak truk, cuma satu orang yang tidak berhasil naik dan terpaksa duduk di depan menemani pak supir. coba tebak siapaa .... ??? Bu Elis stand by ditempat jaga motor, lagi-lagi ada gunanya juga ngajak ibu-ibu turing.
Kelar jumatan langsung balapan makan, banyak pilihan makanan. Tapi yang paling laris pepes. Ada banyak macam pepes disini, pepes ikan mas, pepes ayam. Sayangnya pepes ikan peda sedang tidak ada. Bendahara turing sedang baik hati, makan siang kali ini boleh nambah tanpa batas. Yang sudah makan pepes dua porsi masih boleh pesan sop. Minum kopi malah ditawari untuk nambah. Bahkan krating daeng pun ditawari, semua ditanggung bendahara. Cuma beli bensin aja yang bendahara yang keberatan bayar .........Pelabuhan ratu sekitar 25km di depan tapi kami tidak bisa jalan ngebut karena jalur berbelok tajam dengan kondisi jalan yang kadang sedikit menjebak. Aspal yang mulus tiba-tiba terputus berganti jalan keriting dan berlubang. R90s nyaris adu kambing dengan Kijang Inova gara-gara diprovokasi oleh R51/3 nya Rohman.
Pukul 15.00 kami sudah memasuki pelabuhan ratu, agak tersendat sedikit karena lalu lintas yang lumayan padat. Sebelum memasuki pantai Citepus, tidak jauh setelah tikungan Hotel Bayu Amrta Pelabuhan Ratu kami dicegat petugas retribusi masuk kawasan wisata. apa - apaan ini ? kita bukan mau wisata ke pantai, tapi cuma numpang liwat mau ke arah Bayah. Lanjut terus, gak ada yang mau bayar
Kondisi jalan raya Pelabuhan Ratu - Bayah tidak lah terlalu bagus. Sepertinya sudah lama tidak dilakukan pelapisan ulang. Jalurnya membelah perbukitan yang ngeri-ngeri sedap. Tanjankan dan turunan curam silih berganti tdak ada habisnya. Di selingi tanjakan curang dengan tikungan patah setelahnya, ini yang cukup membahayakan. Tapi lalu lintas tidak terlalu ramai, sehingga motor bisa dipacu sedikit kencang untuk bisa menikmati tikungan. Rebah kiri - rebah kanan tdapi tidak sampai rebah beneran.
15.45 R100GS sampai duluan dan berhenti di Cisolok, motor lain ikut berhenti sambil nunggu motor-motor klasik yang jauh tertinggal di belakang. Diatas bukit dengan pemandangan terbuka. Cuaca mendung, dan dari sini kita bisa melihat awan hitam menggantung di atas Pelabuhan Ratu.
Lebih dari 30 menit empat motor tidak juga tiba. R100R, R67/2 dan dua motor mekanik R100RS, R60/2. Dari informasi via telepon R67/2 mogok sekitar 15km dibelakang. Koil semakin lemah, dan sama sekali tidak mengeluarkan api disaat panas. Sangat wajar mengingat jalan menanjak, kerja mesin semakin berat dan mesin cepat panas. Setelah mesin dingin dan ganti busi baru motor bisa hidup kembali. Beruntung BPS membawa koil cadangan, rencananya akan dibongkar sesampainya di bayah.
Walau begitu tidak ada yang mengeluh apalagi protes, karena Rizal dengan sigap menyediakan nasi padang bungkus dan makan lesehan di lobi hotel.
(bersambung ... Day 3)
No comments:
Post a Comment