Sunday 10 August 2014

Halal Bi Halal 2012

10 Agustus 2014
Bertempat di kediaman Bro Soeharno, Cireundeu.
Acaranya simple, datang bawa motor, salaman, makan enak dan ngobrol sambil ngopi.

Sunday 6 July 2014

Buka Puasa Bersama di rumah Bro Rizal

Cempaka Putih, Jakarta
6 Juli 2014


(Foto-foto diambil dari akun FB nya Bro Rizal)

Saturday 11 January 2014

Turing Awal Tahun Kawah Putih - Cidaun

Rizal Yusacc
:
Agus Taufik H
:
Soeharno
:
Budi Dharma
:
R80G/S
Bambang S. A
:
R1100RT
Rochman
:
R45
Anfal
:
R1200C
Bambang P.S.
:
R100R
Yonee
:
K75

Kali ini BMWMC jakarta menggelar turing pendek ke wilayah jawa barat. Sekedar manasin motor, sekaligus tes motor di jalanan saat hujan dan licin. Konon, ini adalah test ride sebelum turing jendral ke sulawesi. Benarkah akan ke sulawesi? Yaa liat saja nanti haha.
8 motor sejak awal konfirm ikut. Harapannya sih lebih dari 8 motor, sayangnya beberapa teman batal karena kesulitan cuti dan ada acara keluarga.
Hari selasa 14 januari libur maulid nabi. Maka diputuskan berangkat jumat 10 januari tengah malam, dan 2 malam menginap supaya senin malam sudah kembali ke jakarta.

Jumat siang, kami sempat waswas karena hujan terus mengguyur jakarta. Namun, di grup bbm, disepakati bahwa hujan atau kering, malam ini tetap berangkat.

Sabtu, 11 Januari 2014
01.00
Cekpoint pertama di margonda depok. Berkumpul  Rochman R45, pakde bambang R100R dan yonee K75 yang sudah mendarat duluan. Menyusul Rizal R100RS dan Agus Taufik R90S merapat ke margonda, sebelum akhirnya Bambang R1100RT juga tiba. Kami pun tak membuang waktu dan langsung berangkat menuju warung jambu. Disana, pak Budi R80G/S hitam sudah menunggu. Perjalanan malam menuju bogor berlangsung lancar. Tes rem, tes akselerasi, memastikan motor siap jalan jauh.

02.00
Tiba di warung jambu, pak budi R80GS sudah menanti. Tak laman eyang suharno R65GS putih merapat. Saat itulah grup bbm heboh, karena ada peserta dadakan sedang menuju lokasi, anfal R1200C james bond ternyata ikut last minute hahaha seru.

02.30
Kami start dari warung jambu menuju puncak. Biasa, menjelang long week end, kami bukan satu2 nya grup motor yang turing. Berpapasan dengan grup ninja, grup CB cafe racer, dan beberapa grup motor lainnya. Jalur puncak kami lewati dengan beriringan bersama, sesekali saling menyalip. Cuaca gerimis dan berkabut membuat kami beberapa kali menahan motor saat turun menuju cianjur. Rombongan sedikit terpisah, Agus dan suharno ngacir duluan. Rizal, budi darma, anfal dan bambang beriringan masuk ke cianjur. Sempat terkejut mendapati tabrakan avanza dengan truk di jalur cianjur, dan warga sedang mengevakuasi penumpang avanza yang terjepit. Tapi karena sudah banyak yg membantu, kami lanjutkan perjalan ke titik pertemuan di Bubur Bianjur. Dari belakang, rochman, dian dan pakde menyusul. Kami beristirahat dan makan bubur sambil bersiap shalat subuh.

05.15
Usai shalat subuh di cipatat, rombongan berjalan perlahan karena kabut tebal membatasi jarak pandang. Cipatat - padalarang, kabut tak putus dan udara terasa sangat dingin. Selepas padalarang di tagog apu, motor baru bisa melaju kencang sampai memasuki kota padalarang. Kami mengisi bensin di pom sebelum jalan tol, sambil menunggu yang terpisah. Ternyata, rochman dan dian berhenti di warung dan... Tidur karena ngantuk. Kami menunggu sambil menikmati kopi, dan bandros (kue pancong).

06.30
Kami melanjutkan perjalanan ke arah cimahi, namun berbelok ke kanan menuju batujajar. Seperti biasa, kawasan bandung di pagi hari dipadati para pemotor yang akan bekerja di sekitar pabrik2. Beberapa kali terhenti karena jalan rusak dan angkot ngetem, akhirnya kami memasuki kota soreang. Secara umum, jalannya lumayan. Sayangnya kurang petunjuk, padahal banyak persimpangan. Salah belok, bisa menuju pangalengan dan bukan kearah ciwidey rancabali.
Sempat berhenti sejenak untuk ngopi dan mencari petunjuk lokasi hotel, kami melanjutkan perjalanan menuju kawah putih.
Jalannya lumayan bagus, cenderung ramai namun teratur. Banyak rumah makan nasi liwet, dan hotel2 kecil di sepanjang jalur. Penulis, lahir hingga kuliah di bandung, agak terperangah melihat perubahan daerah ciwidey menjadi kawasan wisata. Kebun strawberry, areal camping dan piknik, menjadi hiasan jalur ciwidey. Baru penulis bisa mengingat jalur ini saat melewati rumah makan dan hotel sindang reret, rumah makan kondang sejak era 90an, milik ortu teman penulis, kang Derry. Baru terasa yakin bahwa kami sedang mengarah ke perkebunan rancabali hahaha...

08.00
Kami melewati gerbang kawah putih. Tapi perut lapar belum sarapan, dan di sebrang gerbang penuh mobil polisi. Akhirnya kami putuskan masuk ke areal MT resort, menuju restoran yang kayaknya lebih nyaman ketimbang warung2 di sekitar kawah putih. Pilihan tepat, menu nya ternyata asik, fresh, dan lezat. Nasi panas, ayam goreng, jambal, tempe bacem, tahu, sayur lodeh nyammmm...
Menunggu makanan, foto2 tiada henti. Suasananya memang kereeen hamparan rumput, kebun teh dan perkebunan karet.

MT Highland Resort





10.00
Kami berembuk akan menuju kemana karena hotel belum bisa cek in. Maka, wisata ke kawah putih pilihannya. Ternyata, motor tak bisa masuk sampai ke atas. Disediakan mobil angkutan, dengan biaya 28 ribu perorang termasuk tiket masuk. Sedangkan untuk mobil pribadi yang ingin naik ke kawah, harus membayar 150ribu per mobil diluar tiket masuk per kepala.
Jadilah biker BMWMC naik angkot menuju kawah putih.
Dan, foto2 so pasti bergaya dan menyewa fotografer. Maksudnya, tukang foto langsung jadi di booking untuk motret. Yaa bagi2 rejeki lah hehehe...
Selesai foto, tangga menanjak menanti. Ampuuun, ngos ngosan juga.

Kawah Putih





12.00
Kami sudah nyemplak diatas motor dan menuju hotel. Kami menginap di villa kayu milik perkebunan rancabali. Lokasinya? Lumayan susah dicari hehehe...
Setelah tanya tanya, puter sana sini, ternyata rumah kayu memang berada di tengah kebun teh... Suasananya nyaman, lengkap dengan jalanannya yg licin.
Kalo sudah kumpul begini, semua hanya berkisah tentang motor dan motor. Suasananya memang terasa akrab, apalagi cuaca hujan dan terasa dingin sekali. Sore hari kami jajan Sate, lumayan nikmat makan sate sambil menatap motor2 yang berderet di depan villa.

Malamnya, tidur dengan nikmat. Semua berebut tidur di extra bed, gak ada yang kepengen di kamar. Aneh juga, padahal member BMWMC ini banyak bos2 yang kalau tugas keluar kota, pasti harus menginap minimal di Hilton hehehe....

Minggu. 12 Januari 2014
05.00
Usai shalat subuh, sebagian besar peserta Turing sudah bangun. Ada yang langsung cuci motor, ritual rutin saat tuing. Ada yang sarungan dengan kopi panas, ada juga yang jalan2 keliling kebun teh. Rencananya, pagi ini kami akan start jam 9 pagi menuju ke Situ Patenggang dan lanjut arah cidaun.
Hujan gerimis, membuat kami siap2 mengenakan jas hujan. Namun sebelum berangkat, menyempatkan foto2 narsis dengan mengenakan kaos berlogo BMWMC Jakarta yang masih baru.



09.00
Perjalanan menuju situ Patenggang. Hanya sekitar 15 menit, jalanan yang mulus, basah, suasana sepi dan segar, kami sudah memasuki gerbang Situ Patenggang. Setelah membayar tiket masuk, hamparan situ patenggang yang Indah memaksa kami berhenti sejenak dan foto-foto.
Setiba di areal parkir, ada yang memilih kembali menikmati kopi, ada juga yang berjalan2 ke arah pinggiran danau. Situ dalam bahasa sunda artinya adalah danau. Patenggang sudah sejak dulu menjadi areal wisata sekaligu tempat kemping anak-anak di Bandung saat mereka menggelar outbond ataupun ospek.

11.00
Puas berjalan-jalan,  kami siap2 menuju Cidaun. Konon, jalur Patenggang, Naringgul, hingga Cidaun cukup mulus jalannya, dengan pemandangan yang sangat Indah. Kami memasuki areal perkebunan PTPN 8, riding diantara kebun teh dan para pemetik daun teh yang pagi itu sudah beraktifitas. Selepas perkebunan, menyusuri kaki gunung patuha, tanjakan dan turunan lumayan memacu adrenalin. Ada yang langsung gas poll menikmati jalur, namun ada juga yang berhenti sejenak untuk berfoto, bagaikan meniti diatas awan. Belum lagi pemandangan 7 air terjun yang kami lalui, benar2 membuat hati terasa teduh sekaligus bahagia menyaksikan kebesaran Nya.
Sempat berhenti sesaat karena kabel Kopling R90s pak Agus kendor, dan kesempatan tak dilewatkan untuk foto2 lagi hehehe. Akibatnya, Rizal, Dian, Rochman dan Agus menjadi rombongan bagian belakang yang sibuk foto-foto. Sementara Anfal, pakde Bambang, Suharno, Budi, Bambang BSA, sudah lebih dulu beritirahat di salah satu air terjun. Kami lanjutkan perjalanan dengan catatan: mencari rumah makan. Menurut warga, kira-kira 5 kilometer ke depan ada warung makan.

12.30
Hanya butuh kurang dari 2 jam, kami merayap perlahan memasuki Cidaun. Dari kejauhan, udara pantai mulai terasa. Dingin berubah menjadi hawa panas. Jalan mulus bergantu jalan penuh kubangan. Di kota kecamatan Cidaun, kami tak menemukan tempat makan. Jarak 5 Kilometer pun rasanya sudah terlampaui. Padahal, perut sudah mulai terasa lapar. Sekitar 2 kilometer selepas kota Cidaun, ada mobil polisi di salah satu warung makan. Kami memutuskan ikut berhenti, dan Pak Agus yang siang itu bertugas melacak jalur, memutuskan makan siang. Putusan yang pas, karena hujan mulai semakin deras.
Warung Apih, menjadi pilihan makan siang.

02.00
Kami lanjutkan perjalanan mencari penginapan di sekitar pantai Jayanti. Pantai ini sebetulnya termasuk obyek wisata, namun kurang terawat. Kotor dan banyak warung remang2, membuat kami enggan berada di dekat bibir pantai. Pak Agus memutuskan mencari penginapan yang agak jauh dari deretan warung, dan kami masuk ke Hotel Putri. Hujan kian deras, pilihan terbatas dan hotel ini menjadi tempat kami menginap malam ini.  Motor pun di naikan ke atas lobby kamar masing-masing.

20.00
Malamnya, kami berjalan-jalan ke pantai, mencari ikan bakar. Suasananya yang sedikit gelap dan remang2, membuat kurang nyaman dan kami kembali ke penginapan. Cilakanya, baru kami sadari hotel ini berada diantara semak belukar. Maka, selain nyamuk, ternyata rayap, cacing dan kaki seribu juga ikut menyambut rombongan BMWMC. Tapi kaki seribu tidak sempat masuk kamar, mungkin terlalu lama lepas sepatu dan hari sudah keburu pagi ....
Malam ini, beberapa diantara kami tidur tak nyenyak. Rizal dan Yonee diantaranya hehehe....




Senin 13 Januari 
05.00
Walau tak tidur nyenyak,  pagi buta beberapa dari peserta sudah berada di luar kamar. Lap motor, melipat jas hujan, dan merapikan peralatan. Tak ada sarapan pagi, bahkan kopi pun harus beli di warung depan. This is benar-benar NOT RECOMMENDED hotel pokoknya.

08.00
Kami sudah siap. Foto-foto sejenak sebelum berangkat. Dan tujuan awal, mencari sarapan pagi. Saat keluar dari Pantai Jayanti, pak Agus yang kembali memimpin di depan, memutuskan sarapan di warung Apih, tempat kami makan siang kemarin siang. Murah meriah, nikmat rasanya, nyaman tempatnya.
Obrolan kami pagi ini: kabar tentang Jakarta yang dikepung banjir. Hati mulai was was.

09.30
Dari cidaun kami melaju menuju Sindang Barang. Jalur Ini bukan pertama kali kami lalui, karena turing sebelumnya ke Rancabuaya kami melalui jalur yanga sama. Rasanya, penulis pun sudah 4x melalui jalur ini. Namun kali ini, musim hujan membuat jalanan sangat licin dan rusak berat. Beberapa bagian jalan sedang diperbaiki dengan beton, membuat jalan sangat tinggi sementara bahu jalan licin. Motor2 GS terlihat menikmati jalur ini, sementara R1100 RT sangat perlahan karena rawan melintir.

11.00
Kami tiba di alun-alun Sindang Barang. Belum waktu shalat, sehingga tidak mampir di masjid raya yang nyaman dan menyenangkan ini.
Perjalanan menuju air terjun di Kecamatan Tanggeung, tak jauh berbeda. Kami merayap perlahan Karena jalan licin dan rusak berat. Padahal, tahun 2011 kami ingat, di jalur ini gas poll menikmati tikungan-tikungan tajam. Berhenti sejenak di air terjun untuk makan gorengan, buang air kecil, sekaligus foto2, tiba-tiba Rochman menghilang. Ternyata dia berada di kali, di bawah jembatan. Ngapain yah? Misteriusss hehehe.
Acara makan siang dilakukan di kota kecamatan Tanggeung, di warung Itikurih. Sekaligus shalat di pesantren tepat di belakang tempat makan. Sambil makan siang kami berembuk, apakah masuk kota Cianjur akan dilanjutkan ke Jonggol, atau melalui Puncak saja. Diputuskan, diskusi trayek selanjutnya dilakukan di Cianjur. Dan lagi-lagi jalanan Tanggeung hingga Cianjur rusak parah. Kami merayap perlahan dengan lumpur yang full mengotori motor. Perjalanan pendek, namun menjadi sesi yang paling melelahkan.

16.00
Memasuki kota Cianjur, akhirnya disepakati menuju Puncak. Jonggol bukan pilihan karena karena kabar tentang banjir di Jakarta. Sempat salah jalur menuju ke Sukabumi, akhirnya kami menuju Rindu Alam untuk makan sore. Jalanan hujan dan berkabut, kami nikmati saja dan membuat perut lapar. Di rindu alam, pak Anval dan Pak Bambang BSA tak ikut berhenti dan memilih berbelanja oleh-oleh di Bogor. Jadilah kami ber tujuh menikmati sop Kambing, Sate, kambing guling dll.
Selepas Rindu Alam, ternyata macet total jalur antara Puncak - Jagorawi. Rombongan terpencar, dan penulis tertinggal karena lampu mendadak mati padahal hari mulai gelap. Senin ini meski hari kerja, tapi sekaligus Hari kejepit sehingga jalanan ramai banyak yang berwisata. Kami baru bertemu kembali di perapatan Warung Jambu, dan berpisahlah rombongan menuju Parung dan Rombongan menuju Raya Bogor. Dari sini R90s putus kopling (lagi).
Setelah bersalaman, kami berpisah masing-masing. Turing singkat yang ternyata sangat menyenangkan. Sayang bagi mereka yang tak sempat bergabung.

Well, see you next touring, viva BMWMC Jakarta.


(foto-foto dan story oleh : Rizal Yusacc)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...