Sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam perjalanan. Hanya saja ada sedikit gangguan kecil yang membuat keberadaan tim di Palangkaraya tidak komplit. Dua motor terpaksa harus tinggal di Pangkalan Bun. Budi R100GS menunggu kiriman sparepart dari Jakarta dan Soderi R1200C Ikut menemani. Tapi dibalik itu semua ada kejutan. Boy R51/3 nyusul ikut turing. Satu satunya motor klasik dalam tim. Memotong rute naik kapal ferry, menyeberang dari Semarang menuju Pangkalan Bun malam sebelumnya.
Sesuai skedul perjalanan yang disusun, hari ke empat istirahat sehari penuh di Palangkaraya. Bisa dibilang ini adalah hari bonus untuk charging energi yang terkuras dalam tiga etape sebelumnya yang melelahkan. Bebas bisa bangun siang.
Namun demikian, R100GSPD tetap harus bangun lebih pagi. Hasil inspeksi mekanik, motor di vonis harus ganti ban belakang sekaligus ban depan. Ban sudah usang dan tidak aman dikendarai mengingat rute yang yang akan ditempuh masih panjang.
Dengan bantuan bikers lokal, keliling kota cari ban yang cocok. Walau Palangkaraya termasuk kota besar, tidak mudah mencari ban untuk motor off road dengan ukuran 17 in belakang dan 21 in depan.
Akhirnya roda yang dimaksud dapat diperoleh. Namun muncul masalah kedua, harus di bawa ke bengkel mobil untuk membuka ban usang. Ban susah dibuka dengan tangan. Harus dibuka dengan tenaga hidrolik. Banyak waktu terbuang dan harus rela ditinggal makan siang.
Hidangan sudah tersaji saat kami tiba di Restoan Kampung Lauk. Restoran yang cukup terkenal di kota ini. Pilihan tempat kami duduk cukup strategis, tepat dipinggir sungai Kahayan. Dari sini kita dapat melihat jembatan Kahayan yang cukup megah dari kejauhan.
Sambil makan perjalanan 3 motor yang menyusul dari Pangkalan Bun terus dimonitor. Dapat info R100GS sudah sampai di Sampit. R1200C dan r51/3 jauh tertinggal di belakang. Gak tanggung2, tertinggal 70km. R100GS melesat sendirian, asik melaju menikmati sok breker baru. Membayar lunas hutang, setelah berpayah-payah riding dengan sok breker patah sepanjang jalur Nanga Tayap - Pangkalan Bun dua hari sebelumnya.
Tepat pukul 2 waktu setempat. ada perintah untuk segera bersiap2. Ervien R100GSPD masih bersungut2 menyantap sajian yang menurutnya tinggal sedikit karena sudah dihabiskan Rizal R100RS.
Hidra R80G/S putih mulai dapat masalah, motor gak bisa distarter. Info dari mekanik, tadi lupa matikan kunci kontak dan lampu dibiarkan terus menyala. Stroom aki habis.
Tujuan berikutnya adalah Borneo Orangutan Survival yang berjarak sekitar 30km dari pusat kota Palangkaraya. Hanya setengah jam berkendara kami sudah sampai di tujuan. Tepat pukul 3. Suasana sepi di area yang sangat teduh karena pepohonan lumayan rapat. Berasa sudah masuk hutan. Portal sudah ditutup saat kami datang, tapi masih diijinkan masuk sebentar untuk lihat2. Oh ya .. disini dilarang merokok.
![]() |
Gerbang masuk Nyaru Menteng |
Disini ada sekolah khusus orangutan. Mereka bukan untuk dijinakkan justru diajarkan untuk liar. Diajari cara bertahan hidup dihutan, membangun sarang, memilih makanan. Bahkan ironis nya. Ditempat ini manusia mengajarkan orangutan cara memanjat.
Niat untuk menyaksikan anak2 orangutan pulang sekolah tidak kesampaian. Hari makin sore. Masih ada satu tempat lagi yang harus dituju, Museum Balanga. Museum yang terkenal paling luas di Indonesia, rapi dan bersih. Juga museum yang terkenal paling angker.
Dengan kecepatan normal, dalam setengah jam museum bisa dicapai. Tapi iring2an kami berjalan agak lambat karena di Km 15 ada kecelakaan terjadi di depan mata. Avanza yang gagal menyalip nyelonong masuk parit dan tersangkut di pohon sawit. Sore itu lalu lintas memang agak padat.
Jam 4 sore museum sudah tutup. Tapi masih ada penjaga yang baik hati mau membukakan pintu dan mengijinkan kami masuk bertamu. Cuma menunggu sebentar, petugas satu lagi yang membawa kunci sedang tidak ada ditempat.
Penjaga yang baik hati itu bukan orang dayak. Dia keturunan jawa tapi besar di kalimantan. Sebagai anak kolong beliau selalu ikut orang tua yang dapat tugas dinas di sekitaran kalimantan. Dari penjelasannya, Museum Balanga ini luasnya 5 hektar. Menyimpan banyak barang2 asli bikinan suku dayak. Dengan melihat koleksi yang ada, kita bisa mendapat gambaran kehidupan orang2 dayak Kalimantan Tengah.
![]() |
Orangutan BOS |
![]() |
Koleksi Museum Balanga |
Sesi foto bareng di depan museum ditunda sebentar, dapat kabar kalau Pak Budi sudah di Palangkaraya. Sekitar 8km di luar kota. Janjian ketemu tidak sulit, museum yang terletak di jalan raya Tjilik Riwut mudah ducari. Sementara Soderi dan Boy makin jauh tertinggal. Estimasi kami, mereka baru akan sampai jam 10 malam. Sering berhenti, mungkin banyak tempat menarik disinggahi untuk tidur2an.
![]() |
Parkiran Museum Balanga |
Hari ini perjalanan tidak terlalu jauh. Tapi capeknya tidak beda dengan turing hari sebelumnya. Cuaca panas dan macet dalam kota sangat menguras tenaga. Apalagi mekanik. Mulai hari ini menghidupkan mesin harus extra tenaga untuk mendorong R80G/S putih yang tidak kuat lagi memakai elektrik starter.
Prediksi Togel Sgp Mbah Bonar 25 Januari 2020 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-mbah-bonar-25-januari-2020/ > Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu hari ini </a> Gabung sekarang dan Dapatkan Potongan Setiap Hari !!!
ReplyDelete